Dua Jemaah Haji Indonesia Hilang dan Belum Ditemukan

Hadi Sukma Adsani (73) dan Atim Arta Ota (62), jemaah haji Indonesia yang belum diketahui keberadaannya dan masih proses pencarian. Foto: Kemenag RI.

Menit.co.id – Operasional haji di Makkah, Arab Saudi, hampir usai. Sebanyak 11 kloter terakhir diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah pada 26 September 2017. Namun, hingga kini masih ada dua jemaah haji Indonesia yang belum diketahui keberadaannya.

Kabid Perlindungan Jemaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Kolonel Jaetul Muchlis menegaskan kalau pihaknya masih terus melakukan pencarian terhadap dua orang jemaah haji Indonesia yang hingga kini belum diketahui keberadaannya tersebut.

Dua jemaah tersebut adalah Atim Arta Ota (62), asal Bogor, Jawa Barat. Dia belum diketahui keberadaannya sejak 15 Agustus 2017. Atim terpisah dari rombongannya, kelompok terbang (kloter) embarkasi 56 Jakarta-Bekasi (JKS 56), saat beribadah di Masjidil Haram.

Jemaah kedua adalah Hadi Sukma Adsani (73), asal Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Hadi belum diketahui keberadaannya sejak 2 September 2017. Saat itu, jemaah kloter 37 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 37) ini diketahui keberadaannya ketika mabit (bermalam) di Mina untuk melempar jumrah.

Menurut Jaetul, pencarian dilakukan oleh tim gabungan dari unsur perlindungan jemaah (Linjam) dan personel lain di Daker Makkah sejak pertama kali adanya laporan.

Pencarian diawali dari titik yang dilaporkan rombongan, yaitu Masjidil Haram serta Jamarat dan Mina. Karena belum ditemukan, pencarian dilanjutkan pada fase Armina hingga sekarang.

“Hari ini (Senin), kami kembali ke lapangan untuk melakukan pencarian,” terang Jaetul di Makkah, Senin (25/09), seperti diinformasikan melalui laman resmi Kemenag RI.

“Kami telah berkoordinasi dengan Kantor Kepolisian Arab Saudi, baik yang di Haram maupun Mina, seluruh Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), Kantor Imigrasi, Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi, Muasasah dan berbagai pihak-pihak yang terkait. Kita minta bantuannya dalam proses pencarian para jemaah yang belum diketahui keberadaanya,” lanjutnya.

Untuk memudahkan pencarian, proses telah dibagi dalam beberapa zona atau klaster. Di RSAS misalnya, tim tidak hanya fokus pada jemaah (pasien) yang ada identitasnya melainkan pasien-pasien yang tidak ada identitasnya (majhul), baik yang sedang dirawat maupun yang ada di kamar jenazah. Bahkan, tim juga sudah menyisir tempat tahanan karena kawatir yang bersangkutan dibawa pihak berwajib karena persoalan hukum.

“Kami juga menyisir gunung-gunung mengingat dalam keterangan/informasi para keluarga kedua jemaah tersebut memiliki riwayat dimensia yang ingin pergi ke gunung dan menanam jagung seperti di kampung halamannya,” ujarnya.

“Informasi sekecil apapun, kami tindaklanjuti,” tegas Jaitul dikutip Elshinta.com, yang bertugas di kesatuan Angkatan Udara Halim Perdana Kusuma Jakarta.

Jaetul menambahkan, selama operasional haji tahun ini, tercatat ada 383 jemaah yang dilaporkan terpisah dari rombongannya. Dari jumlah itu, semua berhasil ditemukan keberadaannya, kecuali dua orang jemaah ini saja.

“Segala upaya kami beserta jajaran dan juga dibantu Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) bagian Pelayanan Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) sudah dilakukan,” jelasnya.

“Kami sudah menyebarkan data-data dan foto profil jemaah tersebut. Kami juga guna menjalin komunikasi diplomatik dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk membantu pencarian,” tuturnya.

Kadaker Makkah Nasrullah Jasam mengatakan, pencarian terus dilakukan dengan melibatkan banyak personel guna menyisir tempat-tempat yang sebelumnya juga sempat dikunjungi. Mulai dari wilayah tempat pelaksanaan ibadah haji, rumah sakit, kamar mayat sampai rumah sakit jiwa.

“Hari ini, tim kembali bergerak dan terus berupaya mencari. Kami mohon doa dan dukungan informasinya agar dapat membantu pencarian kedua jemaah yang belum diketahui keberadaannya. Fokus pencarian hari ini adalah ke rumah sakit, kantor polisi, dan tempat yang berpotensi dikunjungi kedua jemaah ini,” kata Nasrullah.

(zik/zik)