Skandal Suap Meikarta, Billy Sindoro Bantah Pernah Bahas Suap dengan Bupati Bekasi

Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro dua kali bertemu dengan Bupati nonaktif Bekasi Neneng Hasanah. Tapi, Ia membantah pertemuan bahas suap Meikarta. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Menit.co.id – Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro mengaku dua kali bertemu dengan Bupati nonaktif Bekasi Neneng Hasanah Yasin. Dalam pertemuan yang kedua, Billy menyampaikan rencana membangun Rumah Sakit (RS) Siloam di dalam Kawasan Meikarta, di Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Billy mengatakan pertemuan dengan Neneng dan sejumlah pihak berlangsung di Hotel Asia. “Saya ingin lihat respons ibu gimana, kalau saya mengusulkan ada RS Siloam,” kata Billy usai diperiksa, di Gedung KPK, Jakarta, Senin (5/11) malam.

Billy mengatakan pembangunan RS kelas C dan D itu memang membutuhkan izin dari bupati Bekasi. Oleh karena itu, petinggi Lippo Group ini bertanya langsung kepada Neneng selaku pihak yang berwenang mengeluarkan izin.

“Pertemuannya juga singkat sekali dan ada orang di situ. Jadi pertemuan singkat sekali,” ujarnya.

Tersangka suap pengurusan izin proyek Meikarta itu mengklaim tak membicarakan masalah lain dengan Neneng. Billy juga mengklaim tak ada pembahasan terkait uang untuk memuluskan izin rumah sakit tersebut.

“Tidak ada bicara yang lain-lain, apalagi bicara uang. Kecuali bicara tentang yang saya sebut tadi,” kata dia.

Sementara itu, kata Billy, pertemuan pertama terjadi saat dia bertamu ke rumah Neneng, di Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Billy saat itu memang datang bersama CEO Lippo Group James Riady.

Kedatangan waktu itu dilakukan demi mengucapkan selamat kepada Neneng yang kebetulan baru melahirkan. “Jadi rombongan, saya ikut. Jadi kebetulan (saya sedang) di Meikarta, saya ikut memberikan selamat,” tuturnya.

Billy menyatakan bahwa saat itu, ia dan James tak membicarakan masalah selain mengucapkan selamat tersebut. Ketika itu, kata Billy, pertemuan juga berlangsung singkat. Menurut Billy, keluarga Neneng juga hadir saat pihaknya berkunjung.

“Bicara yang umum tidak ada kaitannya dengan bisnis, tidak ada bicara apa-apa yang lain apalagi yang lain,” kata dia.

Meikarta merupakan salah satu proyek prestisius milik Lippo. Proyek tersebut saat ini sedang tersandung kasus hukum. Minggu (14/10) lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Direktur Operasional Grup Lippo, konsultan Grup Lippo Taryadi dan Fitra Djaja Purnama, dan pegawai kelompok perusahaan tersebut Henry Jasmen.

Selain mereka, KPK juga menangkap Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Bekasi Sahat MBJ Nahor, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bekasi Dewi Trisnawati dam Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bekasi.

Mereka ditangkap tangan karena dugaan kasus suap senilai Rp13 miliar dalam proses pengurusan sejumlah izin yang diperlukan dalam pembangunan fase pertama proyek Meikarta seluas 84,6 hektare.

(cnn/cnn)