Kantor Pusat Partai NLD Aung San Suu Kyi di Bom Molotov

Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi

Menit.co.id – Kebakaran melanda kantor Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi. Kebakaran terjadi setelah kantor NLD di Yangon, Myanmar dilempari sebuah bom molotov.

Seperti dilansir AFP, Jumat (26/3/2021), insiden ini terjadi di kantor NLD yang ada di Yangon — kota terbesar di Myanmar — pada Jumat (26/3) dini hari, sekitar pukul 04.00 waktu setempat.

Dituturkan salah satu anggota NLD yang bertanggung jawab atas kantor tersebut, bahwa seseorang melemparkan bom molotov ke kantor tersebut dan memicu kebakaran. Namun untungnya, kebakaran itu cepat dipadamkan.

BACA : Pasukan Keamanan Myanmar Menembak Mati Bocah Tujuh Tahun

“Ketika warga sekitar mengetahui adanya kebakaran, mereka menghubungi departemen pemadam kebakaran untuk memadamkannya … kebakaran dikendalikan sekitar pukul 05.00 waktu setempat,” tutur anggota NLD bernama Soe Win kepada AFP.

“Tampaknya seseorang menyalakan bom molotov dan melemparkannya ke markas,” sebutnya.

Soe Win menyatakan bahwa hanya bagian pintu masuk kantor NLD yang hangus terbakar. Para anggota NLD tengah menaksir kerusakan akibat insiden ini.

BACA : Militer Myanmar Gagal Menyerap Transisi Demokrasi Indonesia

“Kami harus mengajukan laporan kepada polisi … Kami tidak tahu siapa yang melakukan ini, tapi ini sama sekali tidak bagus,” imbuhnya.

Soe Win menolak untuk berspekulasi soal alasan penyerangan kantor NLD tersebut.

Myanmar dilanda kekacauan sejak kudeta militer terjadi pada 1 Februari lalu, dengan Suu Kyi dilengserkan dan ditangkap hingga kini. NLD menjadi kacau sejak kudeta, dengan beberapa anggota parlemen dari partai itu memilih bersembunyi.

Kantor NLD menjadi lokasi banyak unjuk rasa pada minggu-minggu awal usai kudeta, yang disebut oleh junta militer Myanmar didorong oleh adanya kecurangan dalam pemilu tahun lalu yang dimenangkan NLD.

Unjuk rasa antikudeta yang semakin meluas dihadapi oleh penindakan tegas sarat kekerasan dari otoritas junta militer Myanmar, dengan pengerahan gas air mata, peluru karet hingga peluru tajam.

Sejauh ini, sedikitnya 320 orang tewas dalam berbagai unjuk rasa di Myanmar, sedangkan versi junta militer menyebut korban tewas mencapai 164 orang.