Hindari Cacar Air dengan Vaksin Varicella

Agar terhindar dari cacar air, disarankan untuk mendapatkan vaksin varicella.

Menit.co.id – Varicella atau chickenpox adalah sebutan untuk cacar air. Ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat, kemudian muncul ruam-ruam menyerupai bintil melepuh berisi cairan dan akan pecah pada waktunya.

Penyakit ini biasanya menyerang pada masa kanak-kanak, namun juga bisa terjadi pada usia dewasa. Agar terhindar dari cacar air, disarankan untuk mendapatkan vaksin varicella.

Orang yang sudah mendapatkan vaksin varicella memiliki risiko lebih rendah terkena cacar air. Sekalipun terkena, biasanya hanya ringan. Perlu Anda ketahui, penyakit ini termasuk ringan, tetapi bisa juga berkembang menjadi lebih serius.

Berikan Vaksin Varicella Sesuai Jadwal
Cacar air disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster. Ketika Anda diberikan vaksin varicella, tubuh Anda dimasukkan virus hidup tetapi sudah dilemahkan, sehingga tidak dapat menyerang. Kemudian sistem kekebalan tubuh akan memberi respon. Apabila di kemudian hari ada virus sejenis yang menyerang, sistem kekebalan tubuh sudah dapat mengenali dan menangkal.

Vaksin varicella akan lebih efektif jika diberikan pada masa bayi hingga kanak-kanak. Penelitian membuktikan, 90 persen anak-anak yang sudah diberikan vaksin varicella akan memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksinasi varicella diberikan pada anak berusia 1 tahun ke atas, sebanyak 1 kali.

Bila diberikan pada anak berusia di atas 13 tahun atau pada orang dewasa, maka pemberian vaksin akan dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak 4 hingga 8 minggu.

Pemberian vaksin varicella ini sangat membantu karena tingkat efektivitasnya dalam mencegah penyakit cacar air sampai 85%. Bila sudah divaksinasi dan tetap terserang cacar air pun umumnya tidak akan parah.

Mengatasi Efek Samping Vaksin Varicella
Banyak orangtua yang khawatir memberikan vaksin varicella pada anak atau bayinya. Setelah vaksin, ada kemungkinan anak merasa lelah, demam atau mengalami penyakit seperti cacar air. Orangtua dapat memberikan paracetamol untuk mengatasi demam dan rasa nyeri.

Selain itu, bekas tempat suntikan vaksin varicella dapat menimbulkan ruam kemerahan yang berlangsung beberapa hari hingga satu bulan. Ada pula kemungkinan kecil, vaksin varicella dapat menimbulkan kejang demam akibat perubahan suhu yang drastis pada tubuh anak.

Pada dasarnya kondisi pilek atau penyakit ringan lainnya tidak berpengaruh, jadi orangtua tetap bisa memberi vaksin varicella pada anak. Namun, jika anak atau bayi sedang mengalami sakit yang lebih berat, disarankan untuk menunda memberikan imunisasi.

Sebaiknya konsultasi dokter sebelum pemberian vaksin varicella, terutama pada orang yang memiliki alergi gelatin atau pernah menunjukkan reaksi alergi parah pada saat vaksinasi sebelumnya, baru saja menerima transfusi darah, menjalani terapi radiasi atau kemoterapi, serta wanita hamil.

Perhatikan jadwal pemberian vaksinasi pada anak. Konsultasi dokter mengenai waktu vaksinasi yang tepat jika telah lewat dari jadwal yang seharusnya atau vaksinasi varicella terhadap orang dewasa.

(adc/adc)