Mengenal Virus Nipah, Benarkah Lebih Berbahaya dari COVID-19?

Penularan Virus Nipah

MENIT.CO.ID – Virus Nipah kembali menjadi perhatian dunia setelah dua warga India meninggal dunia akibat infeksi virus ini pada bulan September 2023.

Virus ini pertama kali ditemukan di Malaysia pada tahun 1999 dan telah menyebabkan wabah di beberapa negara Asia, termasuk India, Bangladesh, dan Singapura.

Virus Nipah adalah virus RNA yang termasuk dalam keluarga paramyxovirus. Virus ini ditularkan dari kelelawar buah ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan atau produknya, seperti kotoran, air liur, atau susu.

Virus ini juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.

Gejala infeksi virus Nipah dapat berupa demam, sakit kepala, muntah, diare, dan nyeri otot.

Dalam kasus yang parah, infeksi virus Nipah dapat menyebabkan ensefalitis, yaitu peradangan otak yang dapat menyebabkan kejang, koma, dan kematian. Tingkat kematian akibat infeksi virus Nipah dapat mencapai 75%.

Apakah virus Nipah lebih berbahaya dari COVID-19?

Virus Nipah dan COVID-19 adalah dua penyakit yang berbeda, tetapi keduanya memiliki potensi untuk menyebabkan kematian.

Tingkat kematian akibat infeksi virus Nipah lebih tinggi daripada COVID-19, yaitu 75% dibandingkan 2%-3%. Namun, virus Nipah memiliki tingkat penularan yang lebih rendah daripada COVID-19.

Bagaimana cara mencegah infeksi virus Nipah?

Ada beberapa cara untuk mencegah infeksi virus Nipah, antara lain:

  • Hindari kontak dengan kelelawar buah dan produknya.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur.
  • Masak daging babi hingga matang sempurna.
  • Hindari mengonsumsi susu mentah atau produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi.

Kesimpulan

Virus Nipah adalah penyakit yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Namun, tingkat penularan virus Nipah lebih rendah daripada COVID-19. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan, risiko infeksi virus Nipah dapat dikurangi.