Omicron Covid Meresahkan, DPR Minta Pemerintah Bergerak Cepat

Omicron Covid

Varian Omicron Covid

WHO memberi nama varian baru virus Corona B.1.1.529 yang berasal dari Afrika Selatan Omicron. Virus tersebut di tetapkan sebagai varian mengkhawatirkan atau variant of concerns (VOC).

Seperti melansir AFP, Sabtu (27/11), klasifikasi tersebut menempatkan Omicron ke dalam kategori varian COVID-19 yang paling meresahkan.

Omicron sama meresahkannya dengan varian Delta yang dominan secara global, di tambah saingannya lainnya yang lebih lemah yakni Alpha, Beta, dan Gamma.

“Berdasarkan bukti yang di sajikan yang menunjukkan perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19. WHO telah menetapkan B.1.1.529 sebagai varian kekhawatiran (VOC), bernama Omicron,” kata badan kesehatan PBB itu dalam sebuah pernyataan.

WHO memastikan masih perlu beberapa minggu untuk menyelesaikan studi Omicron untuk melihat apakah ada perubahan dalam penularan. Selain itu, WHO juga akan menganalisis tingkat keparahan atau implikasi untuk vaksin, tes, dan perawatan COVID.

Varian baru Omicron ini pertama kali di laporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada Rabu (24/11) yang lalu. Infeksi Omicron yang terkonfirmasi pertama di ketahui berasal dari spesimen yang di kumpulkan pada 9 November.

Minta RI Segera Antisipasi Covid

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Profesor Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah untuk segera mengantisipasi masuknya varian Corona Omicron ke Indonesia. Pasalnya, varian Omicron di kategorikan WHO sebagai varian mengkhawatirkan.

Ada potensi menular lebih cepat, kebal antibodi yang di hasilkan pasca vaksinasi, hingga risiko reinfeksi COVID-19. Karenanya, ada tujuh poin yang di desak Prof Tjandra untuk segera di perhatikan.

Pertama, menurutnya penting untuk mengkaji ulang kebijakan perjalanan masuk Indonesia.

“Secara rinci mengecek riwayat perjalanan, karena bisa saja sekarang datang dari negara aman misalnya tapi beberapa hari sebelumnya berkunjung ke negara terjangkit,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis yang di terima detikcom Sabtu (27/11).

Prof Tjandra juga meminta karantina di perketat hingga meningkatkan jumlah testing whole genome sequencing (WGS) untuk melihat risiko kemunculan varian baru Corona B.1.1.529.

“Sebaiknya dapat sampai beberapa puluh ribu pemeriksaan seperti di lakukan India dan negara lain,” sambung Prof Tjandra.