MENIT.CO.ID – Rabu Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Sapar dalam kalender Jawa. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, Rabu Wekasan merupakan hari paling sial sepanjang tahun.
Pada hari ini, dipercaya bahwa 30 malaikat akan turun ke bumi untuk menyebarkan bala atau musibah kepada umat manusia. Benarkah demikian? Ini informasi lengkapnya.
Bagi masyarakat Indonesia, istilah “Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan” sudah menjadi bagian dari budaya yang akrab. Namun, masih banyak yang belum sepenuhnya memahami makna dan perayaan yang terkait dengan Rebo Wekasan.
Rabu Wekasan adalah sebuah tradisi perayaan yang jatuh pada Rabu terakhir dalam bulan Safar, yang masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat muslim Indonesia, terutama di beberapa daerah tertentu.
Pada tahun ini, Rebo Wekasan jatuh pada tanggal 27 Safar 1445 H, yang bersamaan dengan tanggal 13 September 2023 dalam kalender Gregorian.
Pada umumnya, terdapat beberapa ritual yang dilakukan oleh masyarakat dalam rangka Rebo Wekasan ini, dengan tujuan untuk menghindari bencana atau musibah.
Tradisi Rebo Wekasan ini masih dijaga dan dipraktikkan hingga saat ini oleh masyarakat di sejumlah daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Salah satu praktik umum dalam tradisi ini adalah melaksanakan sholat dan berdoa.
Masyarakat yang menjalankan sholat pada Rebo Wekasan ini berharap agar mendapatkan perlindungan dari berbagai macam bencana dan penyakit yang dapat mengancam.
Berikut adalah beberapa tradisi yang umumnya dijalankan oleh masyarakat pada malam Rebo Wekasan:
Cara Merayakan Tradisi Rabu Wekasan
Rabu Wekasan adalah tradisi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Tradisi ini bertujuan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam malapetaka yang akan terjadi.
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk merayakan tradisi Rabu Wekasan, di antaranya:
Memperbanyak dzikir dan doa
Pada hari Rabu Wekasan, masyarakat dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan doa. Hal ini bertujuan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam musibah dan malapetaka.
Sholat tolak bala
Salah satu ritual yang dilakukan dalam tradisi Rabu Wekasan adalah sholat tolak bala. Sholat ini dilakukan dengan empat rakaat, setiap rakaat setelah membaca surat Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat Al Kautsar sebanyak 17 kali, surat Al Ikhlas sebanyak 5 kali, surat Al Falaq dan surat An Naas masing-masing sekali.
Selamatan
Setelah sholat tolak bala, biasanya masyarakat mengadakan selamatan. Selamatan ini biasanya berupa makan bersama-sama dan saling berbagi makanan.
Selain itu, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pada hari Rabu Wekasan, di antaranya:
Menikah
Konon katanya, pernikahan yang berlangsung pada bulan Safar, khususnya saat hari Rabu Wekasan akan membuat rumah tangganya menjadi tidak akur.
Mengadakan hajatan
Selain menikah, masyarakat juga diminta untuk tidak mengadakan hajatan apapun, seperti acara syukuran dan khitanan.
Tradisi Rabu Wekasan merupakan salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap hal-hal gaib. Meski demikian, tradisi ini juga memiliki nilai-nilai positif, seperti memperbanyak dzikir dan doa, serta saling berbagi dengan sesama.