Boeing Disebut Rahasiakan Anomali Sensor Kecelakaan Lion Air

Ilustrasi (REUTERS/Matt Mills McKnight)

Menit.co.id – Boeing disebut merahasiakan informasi tentang anomali sistem AOA di pesawat Boeing 737 teranyarnya yang digunakan oleh pesawat Lion Air yang jatuh.

Mereka diduga tak memberitahukan berbagai maskapai yang menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8 dan 9 soal adanya potensi bahaya terkait fitur pengendalian pesawat baru itu.

Sistem pengendalian pesawat AOA inilah yang diperkirakan menjadi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air. Hal ini diungkap oleh para ahli yang ikut dalam penyelidikan, pejabat menengah FAA (Kantor Administrasi Federal AS), dan sejumlah pilot pesawat terbang.

Pejabat FAA yang mengetahui masalah ini menyebut bahwa ketika Boeing memberitahukan bahwa 737 Max 8 dan 9 diberi sistem pengendali pesawat baru, mereka tidak mengungkap adanya potensi anomali sistem tersebut.

Boeing juga tidak mengungkap adanya potensi berbahaya dari sistem ini ketika memberikan materi pelatihan dan diskusi panjang dengan maskapai dan regulator.

Sistem Angle of Attack (AOA) yang ada di Boeing 737 Max 8 dan Max 9 awalnya digunakan untuk membantu kru di kokpit untuk menghindari kesalahan pilot agar tidak menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi.

Sebab, jika terlalu tinggi, pada kondisi tertentu hidung hidung pesawat bisa tiba-tiba menukik ke bawah begitu curam sehingga awak penerbangan tak bisa menariknya lagi.

Seminggu setelah kecelakaan Lion Air, Boeing baru mengirimkan edaran kepada berbagai maskapai penerbangan di seluruh dunia yang menggunakan pesawat Max 8 dan 9.

Dalam buletin disebutkan bahwa tindakan menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi bisa menyebabkan pesawat tiba-tiba menukik tajam atau jatuh. Bahkan jika pilot menerbangkannya secara manual dan tidak ingin menggunakan komputer pengendali penerbangan.

Dari rekaman penerbangan Lion Air yang diungkap oleh situs FlightRadar24, pesawat memang menukik tajam pada 10 menit pertama setelah lepas landas. Sebelum menukik tajam, pesawat tampak kesulitan untuk mempertahankan posisi stabil.

Dalam rekaman gambar tampak pesawat berulang kali naik turun di ketinggian 5000 kaki sebelum akhirnya menukik tajam dan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10).

Peringatan Boeing ini mengejutkan banyak pilot yang juga menerbangkan pesawat teranyar Boeing tersebut. Pejabat keamanan penerbangan yang terlibat dalam investigasi menyebut bahwa maskapai, manajer, dan pilot berbagai maskapai di AS telah diberitahu mengenai adanya penambahan sistem AOA ini di varian terbaru 737. Sehingga awak penerbangan ini biasanya tidak siap untuk mengatasi resiko tersebut.

“Sangat bodoh ketika mereka menempatkan sistem di pesawat dan tidak memberitahukan pilot yang mengoperasikannya, terutama terkait dengan kontrol penerbangan,” jelas Kapten Mike Michaelis, chairman komite keselamatan untuk Asosiasi Pilot di AS yang merangkul 15 ribu pilot di negara itu. “Mengapa kami tidak dilatih untuk itu?”

Boeing menolak untuk langsung berkomentar mengenai hal ini, Senin (12/11). “Kami menimbang tiap hal untuk memahami setiap aspek dari kecelakaan ini. Kami bekerja intensif dengan tim investigasi dan semua otoritas regulasi yang terlibat. Kami sangat yakin dengan keamanan 737 Max,” jelas keterangan dari perusahaan, seperti dikutip The Wall Street Journal.

Boeing memasarkan Max 8 dengan mengatakan kepada pembeli bahwa mereka para pilot bisa langsung menggunakan pesawat ini tanpa pelatihan tambahan. Sebab, menurut mereka operasional pesawat ini serupa dengan versi sebelumnya. Hal ini diungkap dari kalangan industri dan pejabat pemerintah.

Salah satu pejabat tinggi Boeing menyebut bahwa perusahaan memutuskan agar tidak memberikan detil lebih banyak kepada awak kokpit pesawat dengan maksud tidak membanjiri terlalu banyak informasi kepada pilot. Terutama terkait dengan data teknis dari yang mereka butuhkan atau bisa mereka cerna.

(cnn/cnn)