Saingi Youtube, Facebook Perkuat Layanan Facebook Watch

Facebook perkuat platform video untuk saingi Youtube (REUTERS/Fabrizio Bensch)

Menit.co.id – Facebook dikabarkan tengah merencanakan untuk membuat layanan Facebook Watch sebagai platform untuk pembuat konten individual.

Sebelumnya, Facebook sempat menyebut bahwa platformnya akan melakukan bagi hasil pendapatan dengan pembuat konten video di Facebook Watch. Layanan ini sendiri belum bisa diakses di Indonesia.

Perluasan layanan Watch diperkirakan akan memberi keuntungan bagi Facebook. Semakin banyak konten berarti akan semakin banyak waktu yang dihabiskan pengguna di platformnya.

Ujung-ujungnya, makin banyaknya konten dan waktu yang dihabiskan akan meningkatkan pula jumlah iklan yang bisa dijual oleh Facebook.

Dengan rencana ini, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk membeli hak cipta pertunjukkan.

Facebook cukup membangun sistem yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah pertunjukkan mereka sendiri secara gratis, lalu menempatkan iklan pada konten yang akan menghasilkan profit.

Rencana ini juga menegaskan bahwa perusahaan yang berdiri sejak tahun 2004 itu ingin membuat platform video berkelanjutan yang ‘bertenaga’ iklan serta sebagian besar kontennya didapat dengan gratis.

Setelah Youtube semakin menyulitkan penggunanya untuk mendapatkan uang dari iklan, para kreator video semakin mencari wadah baru guna mendapatkan pundi uang yang lebih besar dari iklan.

Amazon dan Facebook adalah beberapa korporasi yang melihat potensi di balik masalah ini. Watch sendiri saat ini masih susah-payah untuk menghasilkan konten sendiri.

Untuk tiap episode suatu acara, perusahaan harus mengeluarkan uang mulai dari Rp135,3 juta (US$10000) hingga Rp676,9 juta (US$50000) ke beberapa pihak, seperti kreator, perusahaan produksi hingga media tergantung dari durasi acara dan eksklusivitasnya.

Beberapa pihak juga menjual konten mereka secara gratis kepada Facebook atas nama ‘mitra bisnis’.

Sulit saingi Google

Meski terdengar menjanjikan, strategi Facebook ini berpotensi mengalami kesulitan.

Selain menggunakan sistem yang serupa digunakan oleh Google pada Youtube dan sistem periklanan berjenjangnya yaitu Google Preferred, beberapa agensi media lebih tertarik untuk menghabiskan dana di News Feed ketimbang Watch.

Mereka juga khawatir, sebab sebutan kategori Facebook terlalu luas, seperti disebutkan CNBC pada Senin (5/2).

(cnn/cnn)