MENIT.CO.ID – Aaron Bushnell Twitter menjadi kata kunci paling banyak dicari warganet melalui media sosial Twitter dan Google. Ini ulasan lengkapnya!
Aaron Bushnell Twitter merupakan seorang prajurit Angkatan Udara Amerika Serikat, melakukan aksi protes bakar diri di luar Kedutaan Besar Israel di Washington DC pada Minggu lalu.
Aksi nekatnya ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap perang Israel di Jalur Gaza. Dalam surat wasiatnya, Bushnell mengungkapkan keinginannya untuk dikremasi dan abunya disebar di Palestina yang merdeka.
“Jika suatu saat tiba ketika rakyat Palestina mendapatkan kembali kendali atas tanah mereka, dan jika penduduk asli tanah tersebut terbuka terhadap kemungkinan tersebut, saya akan dengan senang hati jika abu saya disebarkan di Palestina yang merdeka,” tulisnya.
Sebelum membakar diri, Bushnell sempat melakukan siaran langsung melalui ponselnya. Dalam siaran tersebut, dia menyatakan bahwa dia tidak ingin lagi terlibat dalam genosida dan ingin melakukan protes ekstrem terhadap tindakan Israel di Palestina.
“Ini yang diputuskan oleh kelas penguasa kita sebagai hal yang normal,” katanya.
Mengenakan seragam militer, Bushnell meneriakkan “Kemerdekaan untuk Palestina” berulang kali, hingga dia tidak dapat berbicara lagi.
Petugas keamanan kedutaan berusaha memadamkan api dan melarikan Bushnell ke rumah sakit. Namun, Bushnell tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia.
Angkatan Udara AS menganggap protes Bushnell sebagai sebuah “tragedi.”
Dalam video yang disiarkan langsung oleh platform Twich yang kemudian dihapus, pria itu disebut mengatakan “tidak akan lagi terlibat dalam genosida” mengacu pada pembunuhan oleh Israel di Gaza sejak Oktober.
Dia juga dilaporkan mengatakan “Saya akan melakukan aksi protes ekstrem.”
Sementara pihak berwenang mengatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.
Sebelumnya pada Desember, seorang pria membakar dirinya di depan Konsulat Israel di Atlanta, Georgia sebagai protes atas serangan Israel di Gaza.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 29.690 orang dan menyebabkan kehancuran massal dan kekurangan bahan kebutuhan, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini telah terbunuh.
Perang tersebut menyebabkan 85 persen penduduk di wilayah itu mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur rusak atau hancur, menurut PBB.
Mengenai gugatan genosida di Mahkamah Internasional. Pengadilan tersebut mengeluarkan keputusan sementara pada Januari yang memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Namun, permusuhan terus berlanjut dan pengiriman bantuan masih belum cukup untuk mengatasi bencana kemanusiaan tersebut.