Selain Pendidikan, Kesehatan Modal Utama Mencapai Indonesia Emas 2045

Kesehatan Modal Utama Mencapai Indonesia Emas 2045

MENIT.CO.ID – Selain pendidikan, kesehatan merupakan modal utama untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Berikut keterangan Menteri Kesehatan RI.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam penyampaiannya mengatakan, kesehatan adalah modal utama, selain pendidikan, untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Kesehatan adalah faktor yang perlu diperhatikan pertama, karena pendidikan diberikan mulai dari seseorang berusia sekitar empat atau lima tahun.

“Kesehatan perlu diurus bahkan sebelum seseorang lahir, yaitu sembilan bulan di kandungan,” kata Budi Gunadi, Menteri Kesehatan RI, Rabu (24/4/2024).

Dalam pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional di Tangerang, Banten, Budi mengatakan bahwa definisi Bank Dunia tentang negara maju adalah negara dengan pendapatan per kapita 13 ribu USD (Rp 209.960.400), sementara Indonesia saat ini Indonesia masih 4800 USD (Rp 77.524.800) sehingga perlu ada peningkatan dua setengah kalinya.

Dia menyebutkan bahwa angka tersebut berarti pendapatan rata-rata masyarakat harus Rp15 juta. “Orang kalau tidak sehat dan tidak pintar tidak mungkin gajinya 15 juta,” katanya.

Untuk mencapai hal tersebut, ujarnya, maka yang perlu difokuskan adalah menyehatkan kehidupan masyarakat dan memastikan mereka tetap sehat, bukan mengobati yang sakit.

Dia mengatakan, selama ini, fokus bidang kesehatan hanya pada pengobatan, sehingga pemenuhan fasilitas di tingkat primer, seperti posyandu dan puskesmas, guna memastikan kesehatan publik, diabaikan karena dianggap tidak menarik.

Untuk mengatasi hal tersebut, kata Budi, dibuatlah RPJMN yang mencakup konsep transformasi kesehatan, yang mengajak partisipasi 514 kabupaten dan kota dari 38 provinsi.

Bukan hanya dinas kesehatannya, katanya, namun juga badan perencanaan pembangunan daerahnya. “Termasuk dirut-dirut RSUD, ini kalau tidak salah ada 604,” katanya.

Dia mengatakan, selain dari pihak pemerintah, mereka juga mengajak pihak swasta untuk bekerja sama, karena bercermin dari pengalaman COVID-19, upaya tidak hanya eksklusif oleh Kemenkes saja, namun juga harus melibatkan semua sektor.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa bonus demografi diperkirakan hadir pada tahun 2030an, dan menjadi momen yang krusial karena 68 persen penduduk termasuk dalam usia produktif.

“Ini kesempatan besar. Dan peluang itu biasanya hanya terjadi sekali dalam peradaban sebuah negara,” ujar Presiden seperti diberitakan ANTARA.

Dia mengatakan, percuma apabila penduduknya pintar namun tidak sehat. Menurutnya, Indonesia masih memiliki banyak PR bidang kesehatan, contohnya stunting.

Selama 10 tahun, angkanya turun dari 37,6 persen menjadi 21,5 persen pada akhir tahun lalu. Padahal, katanya, targetnya adalah 14 persen.